23 Januari, 2010

Refresh

Udah lama ga ngeblog entah terlalu sibuk dengan kerjaan atau memang belum sempat meluangkan waktu sesaat untuk menuangkan pikiran. Kali ini ga ingin bicara terlalu berat atau ngomongin cerita-cerita fiktif. Satu hal yang masih menjadi pikiran entah susah atau lom rejeki. Mencari pekerjaan tetap merupakan dambaan setiap orang, tapi entah kenapa jadi misteri selama ini.
Mudah2an sebelum umur 26 thn dah ada kerjaan tetap biar ga nyusahin ortu trus....Amin.

12 Oktober, 2009

Alkisah hidup seorang remaja bernama Fulan yang hidup seorang diri ditengah perjalanan Ia merasa lapar dan ingin sekali mengisi perutnya. Ditengah perjalanan Ia menemukan sebuah apel yang tengah jatuh dari pohonnya. Kemudian Ia membersihkan dan menggigitnya untuk mengisi perutnya. Tiba-tiba ia tersadar akan kesalahannya, si Fulan berkata dalam hatinya "Apel ini pasti ada pemiliknya, aku harus mencari dan menemukan pemiliknya". Kemudian ia mencari pemilik kebun apel itu. Setelah mencari ia bertemu dengan seorang Bapak pemilik kebun dan ia berkata "Mohon maaf saya tidak sengaja mengambil apel yang telah matang dan jatuh dari pohonnya di kebun Bapak", kemudian Bapak itu seraya membentak "Kamu saya maafkan asalkan mau menikahi putriku yang buta, pincang, tuli dan bisu". Si Fulan terkejut dan berkata "Saya harus menikahi putri Bapak yang buta, pincang, tuli dan bisu, apa tidak salah Pak?" kemudian setelah berdebat panjang akhirnya pemuda itu mengiyakan permintaan Bapak pemilik kebun.
Di tengah pernikahan ia berdampingan dengan putri Bapak yang wajahnya tengah ditutupi kain. Setelah selesai acara pernikahan dengan berat hati ia berkata, bolehkah aku melihat wajahmu. Kemudian putri Bapak tersebut menyibakkan kain yang menutupi wajahnya. Dan alangkah terkejutnya pemuda tersebut dan langsung bertanya kepada Bapak "Apa tidak salah Bapak maunya menikahkan saya dengan wanita yang buta, pincang, tuli dan bisu?tetapi mengapa ia begitu sempurna cantik, tidak buta, tidak tuli, dan tidak bisu". Bapak tersebut berkata "Saya telah menikahkan kamu dengan putriku yang buta, ia tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan, ia pincang dari tempat-tempat maksiat, ia tuli dari pendengaran yang tidak benar, ia bisu dari membicarakan aib orang lain."
Begitulah jodoh, Allah telah menempatkan seorang lelaki yang baik dengan wanita yang baik beritu juga dengan sebaliknya.

02 Oktober, 2009

Mungkinkah kita kembali ke masa lalu...

Mungkinkah kita kembali ke masa lalu...

Masa lalu yang indah maupun pahit dimana kita selalu terbayang akan masa lalu, disaat mengalami cinta pertama di bangku sekolah, pada saat lulus sekolah dan mendapatkan sekolah favorit. Maupun diwaktu kita mengalami cerita pahit, disaat kita berbuat kesalahan kepada orang lain, tidak lulus ujian, tidak mendapatkan sekolah favorit. Bumbu-bumbu kehidupan yang sering kita terlena dibawanya.

Masa anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi lanjut usia. Sudah takdir Ilahi yang telah menetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz, sehingga kita tidak bisa mengelak dari takdir, kita hanya dapat memberikan yang terbaik dan berpikir positif dalam hidup. Kita ditakdirkan sesuai dengan ukuran kemampuan kita, rezeki, jodoh, dan kematian ada ditanganNya. Kita diwajibkan ikhtiar dan pasrah diri terhadap kehendaknya. Bukankah bila kita berpikir positif maka Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidup namun apabila kita berpikiran negatif terhadap Allah maka laknat yang didapat.

Nikmat dalam hidup ini bukan hanya dapat diukur dengan materi, punya rumah tingkat, istri empat, uangnya berlipat, mobilnya Alphard, lama-lama jantungnya kumat. Bersyukur atas segala nikmat dengan kecukupan rezeki, bila kita cukup dengan motor maka jangan ingin mobil mewah. Bila cukup dengan rumah sederhana maka jangan terlalu menginginkan apartemen. Hanyalah dengan kesederhanaan kita dapat menikmati hidup dengan indah.


26 September, 2009

Memaknai Kembali Hikmah Puasa

Bulan Ramadhan seminggu telah berlalu, namun masih adakah rasa yang tertanam dalam benak hati kita dengan kebiasaan yang baik selalu kita lakukan. Hari-hari kita isi dengan kegiatan yang positif, kita diusahakan untuk berlaku jujur, adil dan mengasihi orang lain. Mungkin banyak dari kita yang sedih dengan berlalunya bulan Ramadhan, namun tak sedikit dari kita yang merasa terbebas dari kekangan yang belenggu nafsu yang terlanjur mendarah daging.
Makna apa yang terkandung dalam Bulan Syawal ini, Syawal artinya peningkatan dalam hal ibadah, akidah, dan muamalah. Telah menjadi kebiasaan kita dalam menyambut hari raya dengan tradisi "mudik" atau lebaran di kampung halaman. Sehingga terjalin tali silaturahim yang sempat renggang dikarenakan waktu yang berlalu.
Untuk itu marilah kita sambung tali silaturahim diantara umat Islam dan pertahankan kebiasan baik yang kita lakukan di Bulan Ramadhan dan terus tingkatkan produktivitas kinerja kita. Minnal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin.

03 September, 2009

Kemandekan

Sebuah buku yang ditulis oleh seorang psikolog dari Harvard Business School yang berjudul "Getting UnStuck". Dimana dalam kehidupan ini kita sering merasa mandek/menemui jalan buntu baik dalam karir maupun kehidupan sehari-hari.

Jika ingin melakukan perubahan sejati, maka ada "daur kemandekan" terprediksi yang harus kita lalui, beserta pola jalan menuju kejelasan dan pembaruan visi. Daur kemandekan-ketika kita bergerak dari perasaan terpaku lalu pelan-pelan membayangkan babak baru dalam hidup lalu melakukan lompatan untuk mencapainya-punya enam tahap yang bisa diperkirakan.

Pada tahap pertama, krisis dimulai. Dalam cara kita mengatur dan melalui kehidupan ada sesuatu tak lagi berfungsi. Krisis bisa datang bersama-sama peristiwa menyakitkan: penyakit parah, kematian orang terkasih, masalah keuangan. Bisa pula krisis datang dalam gejala-gejala halus keresahan, kegelisahan, atau kebosanan. Rasa kepastian yang biasa menjadi lenyap. Kita mulai melihat ada yang hilang. Kita merindukan perubahan.

Krisis menghebat ditahap kedua. Usaha kita menghindari, merasionalisasi, dan mengelak tidak manjur, dan keadaan makin parah. Yang lebih gawat, krisisnya mulai terasa akrab. Krisis mendatangkan kembali perasaan susah dari masa lalu. "Tadinya saya pikir saya sudah bisa lepas dari semua itu," kita bilang; tapi rasa marah atau tak puas atau malu terus berlanjut.

Ditahap ketiga, model lama itu pecah berantakan dan kita terpuruk, menghentikan segala perlawanan dan membuka diri. Mustahil menyangkal bahwa roda-roda mobil kehidupan kita terbenam dalam lumpur, keluar dari mobil, berdiri dan mulai mendengarkan suara-suara malam disekeliling. Apa yang bisa kita lakukan agar terlepas dari kemandekan?

Pemberhentian total itu, pengakuan bahwa kita sudah tak mampu, terbukanya diri, adalah syarat utama yang memungkinkan tahap empat. Sekarang kita jadi tak hanya bisa menerima informasi baru, tapi juga tipe informasi baru yang bukan berasal dari fantasi melainkan dari imajinasi sejati. Kita mulai menerima gambaran-gambaran tersirat mengenai apa yang hilang dalam kehidupan kita, kita melihat rambu-rambu yang menunjukkan apa yang harus terjadi sesudah ini.

Tahap lima menandakan kesempatan perenungan lebih dalam mengenai apa yang ditunjukkan pada pilihan-pilihan mengenai diri kita. Dan bersama tiap perjalanan melalui jalur kemandekan, model mental kita atas dunia dan tempat kita didalamnya berubah dan kita makin yakin dengan identitas unik kita. Makin jelas mengenai apa yang manjur bagi kita dan apa yang tidak menjur. Dan kita mengembangkan naluri lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih besar-untuk tahu bagaimana mencari jalan yang benar, bagaimana cara berkembang dan menyumbang bagi orang-orang sekitar kita.

Namun, kehidupan kita takkan berubah tanpa tindakan. Memecah krisis kemandekan adalah keputusan untuk membuat pilihan-pilihan tertentu yang merubah kenyataan harian kita. Tahap keenam, tahap terakhir daur kemandekan, mungkin beruba keputusan untuk menghadapi seorang rekan kerja, mulai menulis buku, kuliah lagi, mengakhiri suatu hubungan atau pindah ke desa. Keputusannya juga bisa sederhana, seperti perubahan jadwal harian atau niat menyeimbangkan keuangan bulanan. Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan benar-benar melakukannya adalah akhir daur pembelajaran dan perubahan yang memperkenankan kita untuk bergerak maju.

30 Agustus, 2009

Spiritual Entrepreneur

Sebuah buku yang berjudul Spiritual Entrepreneur yang ditulis oleh Yopi Hendra dan Deny Riana ini menarik untuk kita simak dikarenakan pada era bisnis-bisnis baru bermunculan dengan berbagai kreasi dan inovasi yang sangat beragam namun dirasa kurang bila tidak ada spirit atau semangat dalam berbisnis. Banyak beragam seminar ataupun pelatihan-pelatihan tentang peningkatan kecerdasan intelektual (IQ), Kecerdasan Emosi (EQ), serta Kecerdasan Spiritual (SQ).

Spiritual entrepreneur
adalah orang-orang yang menjalankan bisnisnya dengan tetap mempertimbangkan nilai-nilai etika dan agama. Dia menjadikan agama sebagai rambu-rambu bisnisnya. Nilai-nilai agama yang dia terapkan dalam bisnisnya.

Hal ini penting karena berdasarkan hasil penelitian universitas St. Thomas AS terdapat hubungan yang positif antara spiritualitas dan kesuksesan bisnis. Artinya, orang-orang yang menerapkan nilai-nilai spiritual lebih besar peluangnya untuk sukses dalam berbisnis.

Oleh karana itu, jika perusahaan kita ingin langgeng dan bertahan, kita harus menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan agama. Hal ini senada dengan ungkapan Gede Prama, seorang pakar manajemen, "Kalau perusahaan ingin sustainable dan berumur panjang, dia harus menganut nilai-nilai spiritual. Dengan begitu, integritasnya akan teruji dan dipercaya oleh mitra bisnisnya."

Tidak benar anggapan yang mengatakan bahwa kalau mau berbisnis harus berani menyerempet yang haram, jika tidak susah kayanya, ini adalah anggapan yang menyesatkan. Allah berfirman dalam Al Quran, "Mereka itulah orang yang membeli dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka diberikan petunjuk." (QS Al Baqoroh (2) : 16). Bahkan Ari Ginanjar, chairman of ESQ, dengan mantap menegaskan bahwa spiritualitas harus menjadi kesadaran baru dan menjadi dasar dalam berbisnis.

Kesimpulannya bahwa dalam berbisnis kita harus selalu istiqomah dalam mencapai tujuan. Sehingga yang kita dapatkan rejeki yang barokah.