Mungkinkah kita kembali ke masa lalu...
Masa lalu yang indah maupun pahit dimana kita selalu terbayang akan masa lalu, disaat mengalami cinta pertama di bangku sekolah, pada saat lulus sekolah dan mendapatkan sekolah favorit. Maupun diwaktu kita mengalami cerita pahit, disaat kita berbuat kesalahan kepada orang lain, tidak lulus ujian, tidak mendapatkan sekolah favorit. Bumbu-bumbu kehidupan yang sering kita terlena dibawanya.
Masa anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi lanjut usia. Sudah takdir Ilahi yang telah menetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz, sehingga kita tidak bisa mengelak dari takdir, kita hanya dapat memberikan yang terbaik dan berpikir positif dalam hidup. Kita ditakdirkan sesuai dengan ukuran kemampuan kita, rezeki, jodoh, dan kematian ada ditanganNya. Kita diwajibkan ikhtiar dan pasrah diri terhadap kehendaknya. Bukankah bila kita berpikir positif maka Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidup namun apabila kita berpikiran negatif terhadap Allah maka laknat yang didapat.
Nikmat dalam hidup ini bukan hanya dapat diukur dengan materi, punya rumah tingkat, istri empat, uangnya berlipat, mobilnya Alphard, lama-lama jantungnya kumat. Bersyukur atas segala nikmat dengan kecukupan rezeki, bila kita cukup dengan motor maka jangan ingin mobil mewah. Bila cukup dengan rumah sederhana maka jangan terlalu menginginkan apartemen. Hanyalah dengan kesederhanaan kita dapat menikmati hidup dengan indah.
Masa lalu yang indah maupun pahit dimana kita selalu terbayang akan masa lalu, disaat mengalami cinta pertama di bangku sekolah, pada saat lulus sekolah dan mendapatkan sekolah favorit. Maupun diwaktu kita mengalami cerita pahit, disaat kita berbuat kesalahan kepada orang lain, tidak lulus ujian, tidak mendapatkan sekolah favorit. Bumbu-bumbu kehidupan yang sering kita terlena dibawanya.
Masa anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi lanjut usia. Sudah takdir Ilahi yang telah menetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz, sehingga kita tidak bisa mengelak dari takdir, kita hanya dapat memberikan yang terbaik dan berpikir positif dalam hidup. Kita ditakdirkan sesuai dengan ukuran kemampuan kita, rezeki, jodoh, dan kematian ada ditanganNya. Kita diwajibkan ikhtiar dan pasrah diri terhadap kehendaknya. Bukankah bila kita berpikir positif maka Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidup namun apabila kita berpikiran negatif terhadap Allah maka laknat yang didapat.
Nikmat dalam hidup ini bukan hanya dapat diukur dengan materi, punya rumah tingkat, istri empat, uangnya berlipat, mobilnya Alphard, lama-lama jantungnya kumat. Bersyukur atas segala nikmat dengan kecukupan rezeki, bila kita cukup dengan motor maka jangan ingin mobil mewah. Bila cukup dengan rumah sederhana maka jangan terlalu menginginkan apartemen. Hanyalah dengan kesederhanaan kita dapat menikmati hidup dengan indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar