12 Oktober, 2009

Alkisah hidup seorang remaja bernama Fulan yang hidup seorang diri ditengah perjalanan Ia merasa lapar dan ingin sekali mengisi perutnya. Ditengah perjalanan Ia menemukan sebuah apel yang tengah jatuh dari pohonnya. Kemudian Ia membersihkan dan menggigitnya untuk mengisi perutnya. Tiba-tiba ia tersadar akan kesalahannya, si Fulan berkata dalam hatinya "Apel ini pasti ada pemiliknya, aku harus mencari dan menemukan pemiliknya". Kemudian ia mencari pemilik kebun apel itu. Setelah mencari ia bertemu dengan seorang Bapak pemilik kebun dan ia berkata "Mohon maaf saya tidak sengaja mengambil apel yang telah matang dan jatuh dari pohonnya di kebun Bapak", kemudian Bapak itu seraya membentak "Kamu saya maafkan asalkan mau menikahi putriku yang buta, pincang, tuli dan bisu". Si Fulan terkejut dan berkata "Saya harus menikahi putri Bapak yang buta, pincang, tuli dan bisu, apa tidak salah Pak?" kemudian setelah berdebat panjang akhirnya pemuda itu mengiyakan permintaan Bapak pemilik kebun.
Di tengah pernikahan ia berdampingan dengan putri Bapak yang wajahnya tengah ditutupi kain. Setelah selesai acara pernikahan dengan berat hati ia berkata, bolehkah aku melihat wajahmu. Kemudian putri Bapak tersebut menyibakkan kain yang menutupi wajahnya. Dan alangkah terkejutnya pemuda tersebut dan langsung bertanya kepada Bapak "Apa tidak salah Bapak maunya menikahkan saya dengan wanita yang buta, pincang, tuli dan bisu?tetapi mengapa ia begitu sempurna cantik, tidak buta, tidak tuli, dan tidak bisu". Bapak tersebut berkata "Saya telah menikahkan kamu dengan putriku yang buta, ia tidak pernah melihat hal-hal yang diharamkan, ia pincang dari tempat-tempat maksiat, ia tuli dari pendengaran yang tidak benar, ia bisu dari membicarakan aib orang lain."
Begitulah jodoh, Allah telah menempatkan seorang lelaki yang baik dengan wanita yang baik beritu juga dengan sebaliknya.

02 Oktober, 2009

Mungkinkah kita kembali ke masa lalu...

Mungkinkah kita kembali ke masa lalu...

Masa lalu yang indah maupun pahit dimana kita selalu terbayang akan masa lalu, disaat mengalami cinta pertama di bangku sekolah, pada saat lulus sekolah dan mendapatkan sekolah favorit. Maupun diwaktu kita mengalami cerita pahit, disaat kita berbuat kesalahan kepada orang lain, tidak lulus ujian, tidak mendapatkan sekolah favorit. Bumbu-bumbu kehidupan yang sering kita terlena dibawanya.

Masa anak-anak, remaja, dewasa dan menjadi lanjut usia. Sudah takdir Ilahi yang telah menetapkan dalam kitab Lauhul Mahfudz, sehingga kita tidak bisa mengelak dari takdir, kita hanya dapat memberikan yang terbaik dan berpikir positif dalam hidup. Kita ditakdirkan sesuai dengan ukuran kemampuan kita, rezeki, jodoh, dan kematian ada ditanganNya. Kita diwajibkan ikhtiar dan pasrah diri terhadap kehendaknya. Bukankah bila kita berpikir positif maka Allah akan memberikan yang terbaik dalam hidup namun apabila kita berpikiran negatif terhadap Allah maka laknat yang didapat.

Nikmat dalam hidup ini bukan hanya dapat diukur dengan materi, punya rumah tingkat, istri empat, uangnya berlipat, mobilnya Alphard, lama-lama jantungnya kumat. Bersyukur atas segala nikmat dengan kecukupan rezeki, bila kita cukup dengan motor maka jangan ingin mobil mewah. Bila cukup dengan rumah sederhana maka jangan terlalu menginginkan apartemen. Hanyalah dengan kesederhanaan kita dapat menikmati hidup dengan indah.