
26 September, 2009
Memaknai Kembali Hikmah Puasa
Bulan Ramadhan seminggu telah berlalu, namun masih adakah rasa yang tertanam dalam benak hati kita dengan kebiasaan yang baik selalu kita lakukan. Hari-hari kita isi dengan kegiatan yang positif, kita diusahakan untuk berlaku jujur, adil dan mengasihi orang lain. Mungkin banyak dari kita yang sedih dengan berlalunya bulan Ramadhan, namun tak sedikit dari kita yang merasa terbebas dari kekangan yang belenggu nafsu yang terlanjur mendarah daging.
Makna apa yang terkandung dalam Bulan Syawal ini, Syawal artinya peningkatan dalam hal ibadah, akidah, dan muamalah. Telah menjadi kebiasaan kita dalam menyambut hari raya dengan tradisi "mudik" atau lebaran di kampung halaman. Sehingga terjalin tali silaturahim yang sempat renggang dikarenakan waktu yang berlalu.
Untuk itu marilah kita sambung tali silaturahim diantara umat Islam dan pertahankan kebiasan baik yang kita lakukan di Bulan Ramadhan dan terus tingkatkan produktivitas kinerja kita. Minnal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Makna apa yang terkandung dalam Bulan Syawal ini, Syawal artinya peningkatan dalam hal ibadah, akidah, dan muamalah. Telah menjadi kebiasaan kita dalam menyambut hari raya dengan tradisi "mudik" atau lebaran di kampung halaman. Sehingga terjalin tali silaturahim yang sempat renggang dikarenakan waktu yang berlalu.
Untuk itu marilah kita sambung tali silaturahim diantara umat Islam dan pertahankan kebiasan baik yang kita lakukan di Bulan Ramadhan dan terus tingkatkan produktivitas kinerja kita. Minnal Aidin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir dan Batin.
03 September, 2009
Kemandekan
Sebuah buku yang ditulis oleh seorang psikolog dari Harvard Business School yang berjudul "Getting UnStuck". Dimana dalam kehidupan ini kita sering merasa mandek/menemui jalan buntu baik dalam karir maupun kehidupan sehari-hari.
Jika ingin melakukan perubahan sejati, maka ada "daur kemandekan" terprediksi yang harus kita lalui, beserta pola jalan menuju kejelasan dan pembaruan visi. Daur kemandekan-ketika kita bergerak dari perasaan terpaku lalu pelan-pelan membayangkan babak baru dalam hidup lalu melakukan lompatan untuk mencapainya-punya enam tahap yang bisa diperkirakan.
Pada tahap pertama, krisis dimulai. Dalam cara kita mengatur dan melalui kehidupan ada sesuatu tak lagi berfungsi. Krisis bisa datang bersama-sama peristiwa menyakitkan: penyakit parah, kematian orang terkasih, masalah keuangan. Bisa pula krisis datang dalam gejala-gejala halus keresahan, kegelisahan, atau kebosanan. Rasa kepastian yang biasa menjadi lenyap. Kita mulai melihat ada yang hilang. Kita merindukan perubahan.
Krisis menghebat ditahap kedua. Usaha kita menghindari, merasionalisasi, dan mengelak tidak manjur, dan keadaan makin parah. Yang lebih gawat, krisisnya mulai terasa akrab. Krisis mendatangkan kembali perasaan susah dari masa lalu. "Tadinya saya pikir saya sudah bisa lepas dari semua itu," kita bilang; tapi rasa marah atau tak puas atau malu terus berlanjut.
Ditahap ketiga, model lama itu pecah berantakan dan kita terpuruk, menghentikan segala perlawanan dan membuka diri. Mustahil menyangkal bahwa roda-roda mobil kehidupan kita terbenam dalam lumpur, keluar dari mobil, berdiri dan mulai mendengarkan suara-suara malam disekeliling. Apa yang bisa kita lakukan agar terlepas dari kemandekan?
Pemberhentian total itu, pengakuan bahwa kita sudah tak mampu, terbukanya diri, adalah syarat utama yang memungkinkan tahap empat. Sekarang kita jadi tak hanya bisa menerima informasi baru, tapi juga tipe informasi baru yang bukan berasal dari fantasi melainkan dari imajinasi sejati. Kita mulai menerima gambaran-gambaran tersirat mengenai apa yang hilang dalam kehidupan kita, kita melihat rambu-rambu yang menunjukkan apa yang harus terjadi sesudah ini.
Tahap lima menandakan kesempatan perenungan lebih dalam mengenai apa yang ditunjukkan pada pilihan-pilihan mengenai diri kita. Dan bersama tiap perjalanan melalui jalur kemandekan, model mental kita atas dunia dan tempat kita didalamnya berubah dan kita makin yakin dengan identitas unik kita. Makin jelas mengenai apa yang manjur bagi kita dan apa yang tidak menjur. Dan kita mengembangkan naluri lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih besar-untuk tahu bagaimana mencari jalan yang benar, bagaimana cara berkembang dan menyumbang bagi orang-orang sekitar kita.
Namun, kehidupan kita takkan berubah tanpa tindakan. Memecah krisis kemandekan adalah keputusan untuk membuat pilihan-pilihan tertentu yang merubah kenyataan harian kita. Tahap keenam, tahap terakhir daur kemandekan, mungkin beruba keputusan untuk menghadapi seorang rekan kerja, mulai menulis buku, kuliah lagi, mengakhiri suatu hubungan atau pindah ke desa. Keputusannya juga bisa sederhana, seperti perubahan jadwal harian atau niat menyeimbangkan keuangan bulanan. Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan benar-benar melakukannya adalah akhir daur pembelajaran dan perubahan yang memperkenankan kita untuk bergerak maju.
Jika ingin melakukan perubahan sejati, maka ada "daur kemandekan" terprediksi yang harus kita lalui, beserta pola jalan menuju kejelasan dan pembaruan visi. Daur kemandekan-ketika kita bergerak dari perasaan terpaku lalu pelan-pelan membayangkan babak baru dalam hidup lalu melakukan lompatan untuk mencapainya-punya enam tahap yang bisa diperkirakan.
Pada tahap pertama, krisis dimulai. Dalam cara kita mengatur dan melalui kehidupan ada sesuatu tak lagi berfungsi. Krisis bisa datang bersama-sama peristiwa menyakitkan: penyakit parah, kematian orang terkasih, masalah keuangan. Bisa pula krisis datang dalam gejala-gejala halus keresahan, kegelisahan, atau kebosanan. Rasa kepastian yang biasa menjadi lenyap. Kita mulai melihat ada yang hilang. Kita merindukan perubahan.
Krisis menghebat ditahap kedua. Usaha kita menghindari, merasionalisasi, dan mengelak tidak manjur, dan keadaan makin parah. Yang lebih gawat, krisisnya mulai terasa akrab. Krisis mendatangkan kembali perasaan susah dari masa lalu. "Tadinya saya pikir saya sudah bisa lepas dari semua itu," kita bilang; tapi rasa marah atau tak puas atau malu terus berlanjut.
Ditahap ketiga, model lama itu pecah berantakan dan kita terpuruk, menghentikan segala perlawanan dan membuka diri. Mustahil menyangkal bahwa roda-roda mobil kehidupan kita terbenam dalam lumpur, keluar dari mobil, berdiri dan mulai mendengarkan suara-suara malam disekeliling. Apa yang bisa kita lakukan agar terlepas dari kemandekan?
Pemberhentian total itu, pengakuan bahwa kita sudah tak mampu, terbukanya diri, adalah syarat utama yang memungkinkan tahap empat. Sekarang kita jadi tak hanya bisa menerima informasi baru, tapi juga tipe informasi baru yang bukan berasal dari fantasi melainkan dari imajinasi sejati. Kita mulai menerima gambaran-gambaran tersirat mengenai apa yang hilang dalam kehidupan kita, kita melihat rambu-rambu yang menunjukkan apa yang harus terjadi sesudah ini.
Tahap lima menandakan kesempatan perenungan lebih dalam mengenai apa yang ditunjukkan pada pilihan-pilihan mengenai diri kita. Dan bersama tiap perjalanan melalui jalur kemandekan, model mental kita atas dunia dan tempat kita didalamnya berubah dan kita makin yakin dengan identitas unik kita. Makin jelas mengenai apa yang manjur bagi kita dan apa yang tidak menjur. Dan kita mengembangkan naluri lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih tajam-juga kepercayaan diri yang lebih besar-untuk tahu bagaimana mencari jalan yang benar, bagaimana cara berkembang dan menyumbang bagi orang-orang sekitar kita.
Namun, kehidupan kita takkan berubah tanpa tindakan. Memecah krisis kemandekan adalah keputusan untuk membuat pilihan-pilihan tertentu yang merubah kenyataan harian kita. Tahap keenam, tahap terakhir daur kemandekan, mungkin beruba keputusan untuk menghadapi seorang rekan kerja, mulai menulis buku, kuliah lagi, mengakhiri suatu hubungan atau pindah ke desa. Keputusannya juga bisa sederhana, seperti perubahan jadwal harian atau niat menyeimbangkan keuangan bulanan. Mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan dan benar-benar melakukannya adalah akhir daur pembelajaran dan perubahan yang memperkenankan kita untuk bergerak maju.
Langganan:
Postingan (Atom)